
LONDON - Chelsea akhirnya mengakhiri musim ini dengan gelar. Trofi Piala FA 2009 berhasil direngkuh The Blues - sebutan Chelsea - setelah memupus asa Everton di Stadion Wembley, London, tadi malam (31/5). Chelsea menang tipis 2-1 (1-1).
Gelar itu menjadi koleksi kelima Chelsea di Piala FA setelah pada 1970, 1997, 2000, dan 2007. Tim tersukses di turnamen yang sudah memasuki edisi ke-128 adalah Manchester United dengan raihan 11 gelar.
Gelar Piala FA sekaligus kado perpisahan (farewell) yang indah bagi pelatih Guus Hiddink. Tactician 62 tahun asal Belanda itu memilih tidak memperpanjang kontraknya bersama The Blues agar bisa berkonsentrasi di timnas Rusia. Hiddink menangani Chelsea sejak 16 Februari lalu menggantikan Luiz Felipe Scolari.
Selama 23 laga bersama Chelsea, Hiddink mencatat 22 kemenangan dan hanya sekali kalah. Sebagai pengganti Hiddink, Chelsea akan ditangani allenatore AC Milan, Carlo Ancelotti. "Selain trofi ini (Piala FA), kami telah menyiapkan kado lain berupa jam tangan dan kaos dengan inisial para pemain Chelsea," kata John Terry, kapten tim Chelsea, kepada televisi ITV.
Kado Hiddink nyaris lepas ketika Everton mencetak gol kilat pada detik ke-25 lewat Louis Saha. Dari heading Marouane Fellaini, tendangan keras kaki kiri Saha di dalam kotak penalti menembus mulus gawang Chelsea yang dikawal Petr Cech.
Tercipta hanya 25 detik sejak kickoff, gol Saha menjadi gol tercepat dalam sejarah final Piala FA. Gol itu mengalahkan torehan 42 detik yang dilakukan mantan pemain Chelsea asal Italia, Roberto di Matteo, saat mengalahkan Middlesbrough 2-0 di final 1997.
Tapi, Chelsea menunjukkan mental juara dengan menyamakan kedudukan pada menit ke-21 hasil tandukan Didier Drogba. Gol kemenangan The Blues lahir di babak kedua, tepatnya pada menit ke-72. Sang pahlawan adalah jenderal lapangan Chelsea Frank Lampard. Meski terpeleset, Lampard mampu melepaskan tendangan terarah ke sudut kanan gawang Tim Howard, kiper Everton, dari jarak sekitar 18 meter.
Enam menit kemudian, tendangan jarak jauh Florent Malouda dari luar kotak penalti membentur mistar gawang dan pantulan bola terlihat melewati garis gawang Everton. Itu terlihat jelas di rekaman televisi. Tapi, wasit Howard Webb tidak mengesahkannya.
''Seandainya kami tidak dalam posisi unggul saat itu, kami mungkin akan melakukan protes keras. Sebab, perjuangan kami begitu gigih setelah tertinggal lebih dulu. Saya juga senang bisa mencetak gol yang memberi kemenangan bagi tim," papar Lampard kepada Sky Sports.
''Saya juga akan sangat kehilangan seorang yang hebat baik sebagai pelatih maupun sebagai individu," sambung gelandang serang 30 tahun itu ketika ditanya tentang Hiddink.
Di pihak lain, kekalahan Everton berarti menambah lama puasa gelar The Toffees - sebutan Everton - selama 14 tahun terakhir. Everton kali terakhir mengangkat trofi juara adalah di Piala FA 1995.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar